Waspadai Ancaman Osteoporosis


Gejala Osteoporosis
Fungsi organ tubuh manusia akan menurun seiring dengan bertambahnya usia dan mengakibatkan rentannya tubuh terhadap berbagai macam masalah kesehatan, demikian pula dengan tulang bisa terjadi osteoporosis atau pengeroposan.

Tulang merupakan rangka yang memberi bentuk pada tubuh , penunjang berat badan, melindungi organ-organ vital serta tempat melekatnya otot-otot sehingga tubuh dapat digerakkan. Kekerasan dan kepadatan massa tulang bergantung pada jumlah asupan calsium, phospor dan mineral lain yang dibutuhkan oleh tulang. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat serta rapuh sehingga terjadilah osteoporosis.

Osteoporosis adalah penurunan densitas tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang sehingga berakibat menurunnya kekuatan tulang serta meningkatnya kerapuhan yang berpotensi terjadinya patah tulang.
 
Penyakit ini salah satunya dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik estrogen (wanita) atau testosteron (pria) yang berfungsi mengontrol proses resorpsi tulang (osteoklas) dan membantu pembentukan tulang (osteoblas). Penurunan kadar hormon reproduksi menyebabkan penurunan kepadatan tulang karena tidak ada yang menyeimbangkan kedua proses itu.

Gejala Osteoporosis
Pada tahap awal, penderita tidak mengalami gejala khusus, bahkan tidak merasakan apapun, namun bila kerapuhan tulang sudah parah maka biasanya menyebabkan gejala sebagai berikut:
  • Sakit pada tulang belakang, disebabkan tegangnya saraf pada tulang belakang atau karena cedera yang menyebabkan patah tulang.
  • Kehilangan tinggi badan dari waktu ke waktu, dengan ditandai postur tubuh yang bungkuk/ tulang belakang membungkuk.
  • Patah tulang belakang, tulang pinggang, pinggul atau tulang lainnya.
    Wanita Lebih Rentan
    Osteoporosis bisa diderita oleh siapapun tetapi umumnya kaum wanita lebih rentan mengidap dibanding pria, disebabkan pada kaum wanita hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Sebenarnya penyakit ini dapat menyerang wanita sejak usia muda, namun gejalanya baru muncul pada usia 50 tahun keatas, maka tidak mudah dideteksi secara dini.

    Selama monopouse massa tulang akan menurun drastis kurang lebih sekitar 10% dari kondisi normal, sehingga berpotensi menyebabkan kerapuhan atau keropos tulang. Sementara pada kaum pria ketika hormon testosteron mulai berkurang, akan terjadi proses penurunan massa tulang. Kondisi rendahnya massa tulang ini biasanya baru disadari setelah penderita mengalami patah tulang, umumnya terjadi pada tulang pinggul, tulang belakang atau pergelangan tangan.

    Penyebab Osteoporosis
    • Usia lanjut, secara alami tulang akan mengalami proses regenerasi sel yang berkesinambungan terjadi sekitar 2-3 bulan, proses ini akan meningkatkan massa tulang yang berfungsi menguatkan tulang. Tetapi ketika usia berkisar 35-40 tahun maka terjadi penurunan regenerasi sel secara perlahan-lahan yang mengakibatkan menurunnya massa kepadatan tulang, hal inilah yang meningkatkan resiko terjadinya keropos tulang.
    • Menurunnya kadar hormon reproduksi.
    • Kurangnya asupan vitamin D, calsium, phospor dan mineral lainnya dalam makanan yang dikonsumsi.
    • Terlalu stress, perokok berat, minum kopi secara berlebihan, gangguan pada kelenjar endokrin dan penggunaan obat-obatan (jangka panjang) yang mengandung cortikosteroid, diuretic, antacid, anti kanker juga dapat meningkatkan resiko.
    • Minuman beralkohol, dapat menghambat penyerapan calsium dalam tulang dan mengganggu metabolisme vitamin D di dalam hati.
      Pencegahan Osteoporosis
      Mempertahankan kepadatan tulang dengan mencukupi asupan calsium, phospor, mineral lain yang dibutuhkan tulang dan vitamin D, cukup terpapar sinar matahari (ultra violet beta), tidak merokok maupun minum alkohol, kurangi minum kopi, serta berolah raga secara teratur.

      Postingan terkait: